RSS

Apa saja tantangan yang harus anda persiapkan jika terjun di bisnis online?



1. Menguasai Skill

Pertama anda harus benar-benar menguasai skill (keahlian) yang ingin anda tawarkan ke pembeli. Saya ambilkan contoh. Jika anda ingin berjualan website, maka anda harus bisa membuat website model apa saja yang sesuai dengan permintaan pembeli.

Namun, ini adalah tantangan pertama dan yang paling mudah. Karena sebelum anda mengumumkan bisnis jasa pembuatan webite, sudah pasti anda telah memiliki keahlian dalam hal pembuatan website. Ini sebenarnya tidak pas untuk dimasukkan sebagai daftar tantangan, karena ini merupakan tugas pokok bisnis anda. Namun karena ada saja tantangan-tantangan kecil selama pembuatan website, maka hal ini saya masukkan sebagai tantangan pertama dan yang paling mudah.

2. Menyediakan Dukungan Online (customer service)

Anda akan mendapatkan banyak telpon, sms, email, inbox di facebook, dan apa saja harta karun milik anda akan menerima pesan dari pelanggan. Pesan-pesan tersebut isinya bermacam-macam, ada yang bertanya, ada yang mengirim uang, ada yang komplin, ada yang websitenya rusak dan minta anda perbaiki, dan berbagai macam persoalan lain yang harus anda jawab dan anda selesaikan secepatnya.

Jika anda menundanya, maka saya jamin tugas anda akan semakin menumpuk dan akhirnya anda tidak akan sanggup melanjutkannya. Hal-hal seperti itulah yang memaksa saya untuk berhenti dari bisnis online "Jasa Pembuatan Website" dan akhirnya saya memilih untuk fokus di bisnis Google Adsense saja.

Tantangan yang nomor dua inilah yang menurut saya merupakan tantangan yang paling merepotkan dan paling banyak menyita waktu anda nantinya, terutama jika anda menjual website kepada para newbie yang seringkali mereka menanyakan bagaimana cara menulis postingan di blog. Satu lagi, klien newbie dijamin setiap hari akan bertanya terus-menerus kepada anda selama setidaknya 3 bulan sampai mereka benar-benar memahami arti sebuah blog. Namun, mereka paling berani membeli blog anda dengan harga tinggi.

3. Tantangan-tantangan lain

Tantangan-tantangan lain ini akan muncul secara bervariasi, tergantung bisnis online apa yang anda jalankan dan bagaimana cara anda menjalankannya. Saya tidak bisa menyebutkan satu persatu, jadi silakan anda lihat sendiri saja jika suatu saat nanti anda telah terjun di bisnis online.

Berapa perbedaan hasil antara adsense dan jasa pembuatan website?

Tergantung bagaimana kita mengelola keduanya. Namun yang saya alami, bisnis online jasa pembuatan website menawarkan penghasilan yang lebih besar daripada adsense, hanya saja saya tidak mampu melaksanakannya karena keterbatasan waktu dan tenaga saya.

Namun, adsense lebih enak, karena kita tidak dikejar-kejar oleh tugas yang menumpuk seperti yang terjadi pada bisnis online jasa pembuatan website. Adsense, jika anda berhasil menembus Sukses Tahap Pertama Untuk Trend Jangka Panjang (payout setiap bulan secara konsisten), maka itu berarti anda telah mendapatkan penghasilan tetap yang mengalir setiap bulan hanya dengan bekerja di dalam rumah selama 6 jam perhari.




4 Tantangan Bisnis "E-commerce" di Indonesia


KOMPAS.com - Indonesia sempat masuk dalam daftar negara dengan potensi pertumbuhan industri e-commerce yang cerah, namun hal itu tidak membuat perjalanan industri e-commerce Indonesia berjalan mulus. Bahkan sempat pula dikatakan masih banyak pelaku industri yang merugi. Dinamika tersebut tentu ada sebabnya. Minggu ini situs Quartz membeberkan empat tantangan yang mungkin harus dihadapi oleh industri e-commerce Indonesia. Apa saja tantangan yang dimaksud? Berikut ulasannya.

Banyaknya pengguna Internet yang tak sejalan dengan tingkat penjualan e-commerce
Indonesia yang dikenal sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia diketahui memiliki jumlah pengakses internet yang juga cukup banyak. Namun tak disangka hal tersebut rupanya tak berdampak cukup baik terhadap tingkat penjualan e-commerce di Indonesia. Menurut situs Quartz, Indonesia berada di posisi paling akhir dari lima negara di Asia perihal peringkat penjualan e-commerce 




Walau begitu, diproyeksikan pertumbuhan nilai penjualan e-commerce Indonesia ditargetkan akan bertumbuh dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang, yang diikuti pula dengan pertumbuhan mobile commerce di Indonesia yang diprediksi akan ikut mendongkrak pertumbuhan ini. Belum lagi dengan bertumbuhnya pengguna internet di wilayah Indonesia timur juga mampu mendatangkan potensi yang positif bagi bisnis e-commerce Indonesia.

Akses belanja online di Indonesia masih didominasi oleh kalangan profesional?Apa yang menjadi fokus Quartz kali ini cukup menarik. Diketahui, saat ini mayoritas trafik tertinggi dalam aktivitas belanja online berkisar di dalam waktu “jam-jam kantor”. Dikatakan oleh Rio Inaba CEO Rakuten Indonesia yang dimuat dalam pemberitaan Quartz, trafik pembelanjaan online akan meningkat lagi di waktu sore hari atau setelah para pekerja selesai istirahat makan siang. Hal ini menurutnya dikarenakan para pembelanja lebih merasa mudah mengakses situs-situs e-commerce di kantornya ketimbang mengaksesnya di rumah. Masalah ini berkaitan dengan masih lambatnya koneksi jaringan internet di rumah.

Untuk isu seperti ini untungnya Indonesia saat ini tengah berbenah diri seperti contohnya dengan menyiapkan koneksi jaringan internet berkecepatan 10Gbps di tahun 2015 mendatang. Para penyedia layanannya pun juga sudah siap seperti; Telkom Akses, MNC Grup, First Media, dan beberapa pemain lainnya.

Konsumen Indonesia masih menyukai belanja online lewat cara “konvensional”

Walau sudah serba online, nyatanya konsumen Indonesia saat ini masih jauh lebih menikmati belanja online dengan cara lama seperti lewat grup di BlackBerry Messenger (BBM), classified marketplace, forum, hingga layanan jejaring sosial seperti Facebook dan lain-lain. Semua layanan ini merupakan sistem belanja online yang bisa mempertemukan antara penjual dan pembeli (C2C).

Kondisi ini memberikan suatu kesimpulan singkat akan tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia masih dipertaruhkan, walau penipuan belanja online sudah tak semarak dulu, namun hal ini tetap menjadi tantangan bagi banyak pelaku industri e-commerce untuk bisa melakukan langkah strategis demi mengedukasi pasar.

Masih terbatasnya layanan pembayaran dan keperluan logistik

Tantangan ini bisa membuktikan bahwa e-commerce bisa menjadi solusi terbaik bagi konsumen Indonesia di tengah-tengah buruknya infrastruktur transportasi. Isu kemacetan dan buruknya sarana transportasi massal ke pusat-pusat perbelanjaan tentu membuat konsumen harus berupaya tinggi untuk dapat berbelanja. Dengan e-commerce masalah tersebut tentu bisa teratasi.

Untuk masalah pembayaran, walau saat ini telah banyak penyedia layanan pembayaran online yang bermunculan, nyatanya para pelaku e-commerce saat ini masih banyak mengadopsi layanan  pembayaran manual dengan transfer antar rekening maupun kartu kredit. Masalah seperti ini juga seharusnya menjadi isu yang patut diperhatikan oleh para pelaku e-commerce demi memajukan iklim industri e-commerce Indonesia di masa mendatang.

 Sumber :

http://tekno.kompas.com/read/2014/04/06/1203132/4.tantangan.bisnis.e-commerce.di.indonesia
 

 

0 komentar:

Posting Komentar